Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Droping Jet F-16 Belanda ke Ukraina Takkan Ubah Jalannya Perang
Belanda menghibahkan jet tempur F-16 ke Ukraina, yang diharapkan membalikkan jalannya perang melawan Rusia.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Sehari setelah insiden mengejutkan itu, Volodymir Zelensky memecat Komandan Angkatan Udara Ukraina Jenderal Mykola Oleshchuk.
Zelensky berulang-ulang menagih janji barat terkait pengiriman jet tempur F0-16 untuk Ukraina. Ia sangat yakin kehadiran jet tempur itu akan membalikkana situasi peperangan.
Moskow telah memperingatkan berulang-ulang agar barat menghentikan aliran senjata dan peralatan perang ke Ukraina.
Selain gelontoran alat tempur itu hanya akan memperpanjang konflik, kehadirannya tidak akan banyak mengubah keadaan.
Seperti yang sudah dibuktikan, jet tempur F-16 akan bernasib sama seperti tank M1 Abrams Amerika, tank Leopard-2 Jerman, tank Chalenger-2 Inggris, akhirnya jadi rongsokan atau trofi perang bagi Rusia.
Bahkan Rusia memperingatkan, derasnya peralatan tempur barat itu berpotensi menghadirkan bentrokan langsung pasukan Rusia dengan NATO.
Inilah situasi yang mengindikasikan, agresifnya Belanda dengan memberikan bantuan militer ke Kiev hanya akan memperburuk konflik dan membakar Ukraina.
Selain hibah jet tempur F-16, Belanda menjadi donatur besar Ukraina di antara anggota-anggota blok militer Atlantik Utara.
Belanda telah memberikan Ukraina lebih dari 3,76 miliar Euro atau sekira 4,12 miliar dolar Amerika dalam bentuk bantuan militer sejak 2022.
Awal tahun 2024, Amsterdam mengumumkan akan merakit sistem rudal pertahanan udara Patriot untuk Ukraina.
Namun, pemerintah Belanda tetap harus berjuang mendapatkan suku cadang sistem rudal Patriot dari negara lain.
Perang Ukraina-Rusia yang sudah memasuki tahun ketiga, semakin hari semakin memperlihatkan konflik itu mencerminkan agenda dan kepentingan NATO.
Blok militer itu ingin meredam kemajuan Rusia, menghentikan persebaran pengaruh politik dan militernya di negara-negara dunia ketiga.
Karena itu NATO dalam satu atau dua dekade terakhir mencoba ekspansi ke Eropa Timur, dan berusaha hadir di halaman depan Rusia.