“Padahal, sebuah kebijakan pertahanan tak hanya tergantung Kebijakan Umum Pertahanan Negara (Jakum Haneg) semata. Semua negara kalau mau membangun kekuatan tempurnya selalu melakukan kajian strategis pertahanan, agar bisa menggambarkan keadaan geopolitik negara itu dalam sekian tahun mendatang,” kata Duta Besar RI untuk Tunisia 2017-2021 itu.
Terkait ungkapan Prabowo, belakangan juga disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya di Banten, bahwa pertanyaan dua capres lain mengarah kepada terbukanya rahasia negara, Ikrar balik bertanya, rahasia negara mana yang akan dibongkar Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Menurut Ikrar, semua negara di dunia ini, termasuk Indonesia, kalau mau membeli senjata harus lapor ke PBB. Kebijakan itu untuk mencegah perlombaan persenjataan antar negara di dunia.
“Yang terjadi saat ini, kita beli persenjataan bukan untuk perlombaan senjata, tapi untuk mengganti alutsista yang usang, demi memenuhi MEF Yang dibilang membuka rahasia itu kalau membocorkan rencana pertahanan akan datang,” jelasnya.
Thomas Noto menggarisbawahi, dalam debat capres terakhir, Ganjar Pranowo menjadi satu-satunya capres yang menawarkan opsi solutif, termasuk mengalokasikan anggaran pertahanan hingga dua persen dari produk domestik bruto.
“Di sinilah pentingnya efisiensi dan efektivitas operasionalisasi anggaran pertahanan,” tegasnya.
Thomas Noto juga mengkritik pandangan Prabowo seolah-olah untuk membangun Indonesia kuat hanya dengan memiliki militer yang kuat.
Baca juga: KPU Tegaskan Tolak Ubah Format Debat meski Dikritik Jokowi: Sudah Pakem
“Tak bisa sesempit itu. Untuk membuat Indonesia kuat, tak hanya militernya kuat, tapi juga ekonomi yang kuat, diplomasinya kuat, termasuk memperkuat duta besar-duta besar kuat. Di masa seperti ini, menjadi negara kuat itu tidak setradisional yang dipikirkan,” urainya.
Thomas juga menjawab Prabowo yang merasa dirinya mendapat banyak serangan personal pada debat capres terakhir.
“Dalam sistem pemerintahan presidensial, sikap, sifat, pandangan, dan integritas calon presiden itu penting. Dia harus menjawab semua, termasuk soal kepemilikan lahan, dan lain-lain. Jadi, tuduhan Prabowo terkait adanya serangan personal terhadap dirinya itu kurang valid,” ujarnya.
Baik Thomas dan Ikrar juga mengapresiasi gagasan Ganjar – Mahfud menyejahterakan keluarga prajurit.
“Setelah pulang menjaga rumah pimpinannya, para prajurit TNI selalu merasa betapa kesejahteraan yang dimiliki berbanding jauh, seperti bumi dan langit,” kata Ikrar.
Dahnil Anzar Sebut Anggaran Kementerian Pertahanan Lebih Banyak untuk Kesejahteraan Prajurit
Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik, Sosial Ekonomi, dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak angkat bicara mengenai kritik Anies Baswedan soal pertahanan.
Menurutnya, tidak benar anggaran Kemhan yang hanya digunakan untuk alutsista bekas.