Dimas kemudian dibawa ke RSU Pratama Kota Yogyakarta. Namun karena lukanya mencapai 80 persen, ia dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.
Sementara ayah Dimas langsung membuat laporan ke Polsek Mergangsan. Namun sebulan berlalu, Haniyati belum mendengar pembakar anaknya tertangkap.
Namun ia mendapatkan kabar jika salah satu pelakunya adalah teman mahasiswa Dimas.
Dua kali operasi, habis biaya besar
Ayah Dimas, Purwito bercerita selama sebulan dirawat, Dimas sudah dua kali menjalani operasi menambal kulit yang mengalami luka bakar.
"Operasi sudah jalan dua kali, terakhir pada hari Selasa kemarin. Selasa itu penambalan jaringan tangan. Tangannya ditambal pakai kulit paha," kata dia.
Ia mengatakan pascaoperasi, Dimas dalam kondisi sadar dan mulai berkomunikasi dengan lancar. Namun ia masih terbaring di tempat tidur dan tak bisa bergerak.
"Banyak luka yang sudah kering seperti di bagian kanan. Bagian yang parah itu bagian leher, tangan kiri, sama dada," kata Purwito.
Ia mengatakan setelah dirujuk dan diobservasi, luka bakar Dimas mencapai 32,5 persen.
Untuk menyembuhkan luka tersebut, pihak keluarga mengeluarkan biaya yang cukup besar antara Rp 100 juta hingga Rp 180 juta.
"Kita sudah diberi ancer-ancer dulu, karena kan ini nggak masuk BPJS. Kalau sumbangan dari Kitabisa kurang ya saya yang nombok," ungkap dia.
Sehari-hari Purwito menjaga warung dan sejak anaknya sakit, ia rela meninggalkan warung selama satu bulan terakhir untuk menjaga anaknya di RS Sardjito.
Sebelumnya, pelaku pembakaran Dimas Toti Putra telah berhasil ditangkap oleh jajaran Polisi.
Kepala Kepolisian DIY Irjen Pol Asep Suhendar menilai modus operandi dengan cara membakar jarang terjadi.
"Kejadian jarang terjadi, modus operandinya saya kira enggak pernah terjadi. Bawa bensin terus dibakar," kata Suhendar di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (25/4/2022).
Dimas yang menjadi korban pembakaran di rumahnya ini masih di rawat di RSUP Dr Sardjito.
Dimas dirawat dari 23 Maret 2022 dan telah menjalani operasi dua kali.
Berita ini telah tayang di Kompas.com